Belasan Ekor Sapi Mati Mengapung di Sampang, Pakar Sebut Dua Kemungkinan

Sariagri - Matinya belasan ekor sapi dewasa yang ditemukan mengapung di perairan Kecamatan Camplong, Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur beberapa waktu lalu menarik perhatian masyarakat. Pakar ruminansia Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Ragil Angga Prastiya drh Msi mengungkapkan dua kemungkinan penyebabnya. Menurut dia, kasus seperti itu kerap kali terjadi hampir setiap tahun karena adanya jalur lalu lintas ternak ilegal dan tidak memenuhi syarat peraturan pemerintah. Dia menduga kematian belasan sapi itu karena dua hal. Pertama, adanya heat stress pada sapi karena overcrowded selama di dalam kapal pengangkut ternak. Akibatnya kondisi sapi kekurangan oksigen, suhu tubuh naik dan mengalami kelelahan. “Kedua, tidak dilengkapinya jembatan penyebrangan sapi dari kapal ke daratan. Sehingga sesampainya di akhir tujuan, kapal ilegal yang mengangkut ternak tersebut tidak dilengkapi dengan jembatan, akibatnya sapi dibiarkan berenang menuju tepian daratan,” kata Ragil kepada Sariagri.id, Rabu (20/4/2022). Saat diterjunkan ke air menuju tepi daratan, lanjut dia, sapi dalam kondisi stress. Tubuh sapi mengalami kepanasan serta kelelahan yang mengakibatkan fisiknya tidak kondusif. Akibatnya, sapi itu tidak mampu berenang sampai ke tepian daratan dan akhirnya mengalami kematian. “Selain itu sapi merupakan hewan yang tidak pandai berenang, sehingga memaksakan sapi berenang akan menghabiskan banyak tenaga sapi,” tandasnya. Dia menekankan pentingnya regulasi pemasukan dan pengeluaran ternak serta hewan peliharaan. Sebenarnya itu sudah diatur di setiap dinas peternakan setempat. Regulasi penting karena terkait dengan transportasi hewan ternak maupun hewan peliharaan yang aman sesuai Standar Operational Prosedure (SOP).  "Sebetulnya regulasi dan SOP mengenai transportasi ternak dan hewan peliharaan sudah jelas di setiap dinas dan balai karantina. Terkait masalah ini, perlu sering dilakukan sosialisasi kepada penyedia ternak atau pemilik hewan yang akan mengirim hewannya ke tempat lain untuk mengikuti aturan yang ada,” tegasnya. Selain itu, menurut dia, perlu dilakukan upaya memastikan hewan aman selama perjalanan serta berbagai syarat dan dokumen pemeriksaan kesehatan. Ini untuk mencegah penyebaran penyakit ternak dan penyakit zoonosis melalui jalur lalu lintas ternak itu.  “Untuk itu baik penyedia dan pemesan ternak sebaiknya melalui jalur yang sudah diatur oleh dinas peternakan setempat agar bisa menjaga kesejahteraan hewan dan one health,” katanya. Dia mencontohkan sistem yang cukup bagus dan telah diterapkan  Pemerintah Kabupaten Banyuwangi. Sistem itu menerapkan satu pintu pelayanan perizinan transportasi ternak dan hewan peliharaan. “Hal ini agar pihak penyedia ternak yang akan mengurus dokumen dan syarat pengiriman ternak lebih mudah, efektif dan efisien,” sarannya.  Menanggapi kasus matinya puluhan sapi di Perairan Sampang, sebagai dokter hewan, Ragil sangat prihatin karena terus berulang. Dia mengingatkan hewan ternak merupakan makhluk hidup yang harus dijaga kesejahteraannya. “Saya sangat berharap pemerintah, stakeholder dan aktivis hewan ternak bisa mengedukasi masyarakat secara meluas akan pentingnya memperhatikan transportasi ternak, karena apabila kita bisa memperhatikan hal tersebut maka kesejahteraan hewan juga bisa terjaga,” pesannya. Seperti diketahui, 14 ekor sapi dewasa ditemukan mati mengapung di sekitar perairan Kecamatan Camplong, Kabupaten Sampang pada 14 April 2022. Petugas Satpolairud Polres Sampang dibantu nelayan mengevakuasi bangkai sapi ke tengah laut untuk ditenggelamkan menggunakan pemberat. Langkah itu dilakukan untuk menghindari penyebaran bau tak sedap yang menyengat. Selain itu untuk mencegah penyebaran penyakit dari bangkai sapi yang kondisinya telah mati membusuk di perairan setempat.   Hingga kini, belum ada keterangan resmi dari hasil penyelidikan yang dilakukan pihak Polres Sampang, terkait penyebab kematian dan sumber asal belasan ekor sapi itu.  
http://dlvr.it/SNy1vd

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama