Inovasi Sarang Lebah Buatan, Panen Madu Menjadi Lebih Efisien

Sariagri - Mahasiswa SBM Institut Teknologi Bandung menciptakan Artificial Bee Hive atau sarang lebah buatan. Inovasi mahasiswa yang tergabung dalam Tim I-Newbee ini bisa membantu pengumpulan madu lebah Trigona dengan lebih cepat. Selain itu, inovasi ini membuat proses pemanenan madu menjadi lebih efisien. Inovasi empat mahasiswa, Alfinza Willys Alfarizi, Pujangga Reogavi, Afra Samantha, dan Satria Dwi Bagaskara ini diberinama Slim Hive. Produk berbasis teknologi ini ditujukan bagi peternak lebah Trigona, baik pemula atau ahli. Produk ini dirancang dengan sistem yang mudah dengan risiko minim. “Slim Hive dilengkapi dengan IoT yaitu motion detector, temperatur, dan sensor berat untuk memantau sarang lebah secara real time melalui ponsel pintar petani lebah. Motion detector dari lebah bisa diterjemahkan menjadi sebuah informasi aktivitas lebah di dalam sarang,” ujar Satria dikutip dari siaran pers Humas ITB. Sementara sensor temperatur akan menambah keakuratan informasi dari motion detector dan sensor berat akan membantu petani lebah membuat estimasi atau perkiraan waktu sarang lebah tersebut bisa dipanen. Satria menambahkan, pembuatan produk ini sudah sampai tahap prototipe fisik dan akan digunakan sebagai objek pengujian, eksperimen, dan pengembangan produk lebih lanjut Inovasi ini sukses meraih Bronze Medal dalam ajang Asian Students’ Venture Forum 2022. Asian Students’ Venture Forum merupakan lomba tahunan yang diadakan Korea Economic Daily. Kompetisi business startup ini diikuti peserta dari berbagai negara di Asia seperti Korea, Cina, Taiwan, Indonesia, Singapura, Malaysia, Filipina, dan negara lain. Lebah Trigona, khususnya jenis Itama menjadi pilihan utama karena dari segi ekonomis memiliki nilai jual lebih tinggi dibanding lebah penyengat. Selain itu, madu dari lebah Trigona juga memiliki kandungan senyawa dan mineral yang lebih lengkap dibandingkan madu dari lebah penyengat. Hal ini menjawab alasan madu dari lebah Trigona memiliki harga pasar lebih mahal. “Kami dihadapkan dengan minimnya data dan jurnal yang mengupas permasalahan lebah Trigona. Selain studi literatur, kami juga melakukan survei lapangan dengan mengambil data Ikatan Lebah Madu Indonesia (ILMI) Jawa Barat,” katanya. Mereka berharap bisa mengembangkan produk ini menjadi lebih baik lagi dan dapat mengikuti perlombaan nasional maupun internasional lainnya di bidang startup dan inovasi. “Pastinya, kami juga berharap produk yang kami buat nanti benar-benar bermanfaat dan menjadi solusi dari berbagai permasalahan petani lebah,” pungkasnya.  
http://dlvr.it/SN79Hg

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama