Ancaman Flu Burung Menghantui Peternakan Unggas di AS dan Eropa

Sariagri - Ayam-ayam petelur di AS dan Eropa yang biasanya bebas ke luar kandang, kini tak lagi bisa berkeliaran atau merasakan hangatnya sinar matahari. Beberapa peternak AS dan Eropa untuk sementara menyimpan unggas mereka di dalam kandang menyusul merebaknya wabah flu burung yang belum sepenuhnya teratasi hingga kini.Pemerintah setempat mengatakan, memelihara unggas di dalam kandang adalah yang paling aman untuk saat ini, karena satu kasus flu burung bisa mengakibatkan seluruh kawanan unggas dimusnahkan. Virus ini juga dapat menginfeksi manusia, meskipun para ahli mengatakan risikonya rendah, demikian seperti diberitakan bworldonline.com.Di Prancis, pemerintah sementara waktu mengharuskan peternak untuk memelihara ayam di dalam kandang sejak November tahun lalu. Selain itu, para produsen dan penjual telur ayam diwajibkan memberi informasi kepada konsumen tentang aturan baru tersebut.Departemen Pertanian AS juga merekomendasikan para peternak untuk memelihara unggas di dalam pekarangan rumah selama wabah flu burung yang mematikan (HPAI) masih berlangsung, tetapi tidak mengharuskan pengurungan.Inggris juga sempat mewajibkan para peternak untuk memelihara ayamnya di dalam kandang, tetapi berjanji akan mengizinkan para peternak untuk membiarkan ayamnya keluar lagi mulai Mei. Sementara di Spanyol, ayam juga harus dipelihara di dalam ruangan di area risiko dengan pengawasan khusus. Wabah flu burungWabah flu burung di AS adalah yang terburuk kedua dalam sejarah, dengan lebih dari 35 juta unggas dimusnahkan tahun ini. Prancis telah memusnahkan hampir 16 juta unggas dalam wabah terburuk yang pernah ada, sementara infeksi juga melanda negara-negara termasuk Inggris, Italia, dan Spanyol.Persyaratan AS dan Eropa untuk kembali mengurung ayam telah membuat beberapa konsumen tidak puas, sebab mereka tetap membeli telur ayam berlabel free-range (ayam yang dipelihara tanpa kandang) atau pasture raised (ayam yang dipelihara di padang rumput) dengan harga yang lebih mahal, meskipun ayam-ayam itu sesungguhnya kembali dimasukkan kandang. "Pada akhirnya kamu masih membayar harga free range atau telur organik ketika unggas sebenarnya belum pernah melihat langit," kata Marc Dossem, 52, seorang konsumen di sebuah supermarket besar di Paris.Peternakan ayam tanpa kandang sebelumnya sempat menjadi trend di AS dan Eropa karena alasan kesejahteraan hewan. Telur yang dihasilkan dari ayam-ayam 'bebas' inipun banyak mendapat tanggapan positif dari konsumen, meski mereka harus membelinya dengan harga lebih mahal. Namun wabah flu burung telah mengubah segalanya.
http://dlvr.it/SPsBlm

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama